Rabu, 05 Desember 2012

0 Ahlul Bait

"Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul Baitku," ujar Rasulullah tiga kali dalam suatu khutbahnya di Khum (sebuah daerah antara Makkah dan Madinah).

Husain bin Sibroh bertanya kepada Zaid bin Arqom, seorang sahabat yang meriwayatkan khutbah nabi di atas, “Siapakah Ahlul Bait beliau wahai Zaid? Bukankah istri-istri beliau termasuk ahlil baitnya?" Zaid menjawab, "para istri Nabi memang termasuk Ahlul Bait akan tetapi yang dimaksud di sini, orang yang diharamkan sedekah setelah wafatnya beliau." Lalu Husain berkata, "siapakah mereka?" Beliau menjawab: “Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga Abbas," Husain bertanya kembali Apakah mereka semuanya di haramkan zakat? Zaid menjawab, "Ya." [Shahih muslim 7/122-123]

Di dalam Hadist yang dikeluarakan oleh Imam Muslim ini terdapat beberapa hal penting, antara lain:
Peringatan Rasulullah untuk selalu mengingat Allah tentang Ahlul Bait. Maksudnya para muslim hendaknya mengingat hukuman dan balasan Allah jika tidak menunaikan hak-hak Ahlul Bait, dan mengingat Allah akan rahmatnya dan pahala yang diberikan jika menuanaikan hak- hak Ahlul Bait.
Istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan Ahlul Bait.
Pengertian Ahlul Bait, yaitu orang yang diharamkan mendapatkan sedekah wajib (zakat).
Keluarga nabi yang diharamkan mendapatkan zakat, yaitu keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas. Mereka ini merupakan Bani Hasyim (keturunan Hasyim).selama seseorang dari Bani Hasyim tersebut itu muslim maka termasuk Ahlul Bait.
Ahlul Bait tidak hanya terbatas pada keturunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Definisi Ahlul Bait dan Siapa Sajakah yang Termasuk Ahlul Bait?

Melihat Hadist di atas maka bisa ditarik definisi  Ahlul Bait adalah keluarga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang diharamkan memakan shadaqah, serta para istri Rasulullah shalla llahu 'alaihi wa sallam dan anak anak mereka.

Keluarga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang haram memakan sadaqah adalah merupakan keturunan Hasyim (Bani Hasyim) mereka adalah :
Keluarga Ali yaitu mencakup sahabat Ali sendiri, Fathimah (putrinya) Hasan dan Husain beserta anak turunnya.
Keluarga Aqil Yaitu mencakup Aqil sendiri dan Anaknya yaitu muslim bin Aqil beserta anak cucunya.
Keluarga Ja’far bin Abu Tholib yaitu mencakup Ja’far sendiri berikut anak-anaknya yaitu Abdullah, Aus dan Muhammad.
Keluarga Abbas bin Abdul Muttolib yaitu mencakup Abbas sendiri dan sepuluh putranya yaitu Abdullah(yang kita kenal dengan ibnu abbas), Abdurrahman, Qutsam, Al-harits, ma’bad, katsir, Aus, Tamam, dan puteri-puteri beliau juga termasuk di dalamnya.
Keluarga Hamzah bin Abdul Muttalib yaitu mencakup Hamzah sendiri dan tiga orang anaknya yaitu Ya’la, ‘Imaroh, dan Umamah
Keluarga bani Harist bin Abdul Muthalib dan keturunanya
Meneladani Sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam Dalam Mencintai Ahlul Bait

Hak untuk dicintai,tidak menerima zakat,permintaan shalawat untuk mereka (sebagaimana yang kita ucapkan di tasyahud akhir)  mendapatkan hak khumus (hak seperlima dari rampasan perang) merupakan beberapa hak dan  keistimewaan Ahlul Bait (Tentang Hak –hak Ahlul Bait akan dibahas secara khusus di tulisan yang lain Insya Allah)

Dan para sahabat adalah orang –orang yang sangat mencintai Ahlul Bait, sebut saja bentuk cinta Abu Bakar radiyallahu 'anhu terhadap Ahlul Bait sebagaimana perkataan Abu Bakar kepada Ali radiyallahu anh:

"Demi dzat yang mana jiwaku berada di gengaman-Nya , sesungguhnya menyambung hubungan dengan  para kerabat nabi lebih aku cintai daripada dengan kerabatku sendiri"(HR.Bukhari Dan Muslim)

Begitu pula penghormatan  Amirul Mu'minin Umar bin Khatab radiyallahu 'anh terhadap Ahlul Bait, ini bisa dilihat ketika umar bertawassul dengan doa paman Rasulullah yaitu 'Abbas radiyallahu 'anh ketika meminta hujan , " sesungguhnya kami bertawassul dengan (doa) paman Nabi kami" ujar umar radiyallahu 'anh kala itu.Tak ayal 'Abbas Radiyallahu 'anhu pun berdoa meminta hujan kepada Allah (lihat : Ibnu Hajar al-Asqolani,Fathul Bari ,Daru Toyyibah cet : 3 ,jilid 3 hal :352)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah wafat ketika itu, jikalau hidup tentu 'umar mendahulukan doa Nabi daripada pamannya, sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar Radiyallahu 'anhu ketika diperintah Rasulullah Shalla llahu 'alahi wa sallam untuk menjadi imam sholat , Abu Bakar Radiyallahu 'anh bersikeras menolaknya dan mendahulukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menjadi imam.

Dan dalam Islam meminta doa tidak dilakukan kepada orang yang telah wafat meskipun para Nabi, maka dari itu 'Umar meminta doa kepada orang mulia yang masih hidup ketika itu dan 'Umar mendahulukan doa 'Abbas radiyallahu 'anhu daripada sahabat yang lain.

Melihat perbuatan para sahabat di atas, lantas hal apakah yang menghalangi kita untuk mencintai ahlul bait? Mencintai Ahlul Bait tentunya dengan bershalawat kepada mereka , mengikuti pemahaman mereka dalam beragama dan meniru akhlak mereka, terlebih dari kalangan sahabat seperti 'Ali, 'Abbas,Ibnu abbas atau dari kalangan tabi'in seperti hasan, Husain dan yang lainnya.
Sedangkan Ahlul Bait di masa setelah mereka terlebih di masa sekarang tetap dicintai dan diikuti petuah petuahnya selama sesuai dengan al-Quran, Sunnah dan sesuai dengan pemahaman sahabat akan agama, Karena  tidak ada yang ma'sum (terbebas dari kesalahan )kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dan nasab bukanlah acuan kebenaran dan jaminan keselamatan , anak Nabi Nuh,paman Nabi Abu Lahab yang berasal dari Bani Hasyim,mereka merupakan anggota keluarga mulia namun tetap tidak bisa menyelamatkan mereka dari api neraka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mewanti wanti hal ini kepada ahlul baitnya dari 14 abad yang lalu, sabdanya :
“Wahai kaum Quraisy! -atau ucapan yang semisal dengan itu-. Belilah (berusahalah untuk) diri-diri kalian, aku tidak bisa menjamin kalian dari adzab Allah sedikit pun. Wahai ‘Abbas bin Abdul Muththalib! Aku tidak bisa menjaminmu dari adzab Allah sedikit pun. Wahai Shafiyyah, bibi Rasulullah! Aku tidak bisa menjaminmu dari adzab Allah sedikit pun. Wahai Fathimah bintu Muhammad! Mintalah harta kepadaku sekehendakmu, namun aku tidak bisa menjaminmu dari adzab Allah sedikit pun.” (HR. al-Bukhari)

Ini adalah peringatan bagi Ahlul Bait dari kalangan sahabat, lalu bagaimana dengan Ahlul Bait di masa sekarang? Dan juga  bagaimana dengan kita yang bukan dari ahlul bait?

Moga dengan mencintai dan mengikuti Ahlul Bait dari kalangan sahabat radiyallahu 'anhum dan setelah mereka dari Ahlussunnah, kita dapat menggapai kesempurnaan iman. Sebagaimana perkataan Rasulullah kepada 'Abbas radiyallahu 'anh pamannya :
"Demi dzat yang jiwaku berada pada genggaman-Nya, mereka belum beriman sehingga mencintai kalian karena Allah dan karena (kalian adalah) kerabatku"(HR.Ahmad)

Allahumma shallie a'la Muhammad wa 'ala aalihi

Ya Allah berilah shalawat atas Muhammad dan atas keluarganya

wallahu  ta'ala a'lam

0 komentar:

Posting Komentar

 

Delemon Pas Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates