Suatu malam saya
di ajak menghadiri suatu acara pertemuan di daerah sixtten. Saya kira acara itu
hanyalah acara biasa seperti kebanyakan cara yang di lakukan oleh orang arab.
Isinya hanya sambutan, lalu sedikit nasyhid dan di tutup dengan makan-makan.
Walaupun demikian acara seperti ini bisa menghabiskan waktu dari mulai isya
sampai pagi. Inilah yang membuat saya malas menghadiri acara-acara orang arab.
Namun karena malam ini lagi males masak, jadi saya putuskan menghadiri acara
tersebut walaupun tujuannya sih agar dapet makan malam saja,,hehe
Sesampainya
di TKP saya langsung memasuki pintu gerbang utama. Ternyata dari kejauhan sudah
terlihat banyak orang mengantri di pintu masuk. Karena penasaran, saya pun
merangsek masuk melihat acara tersebut. Ternyata di dalamnya hanya ada orang
yang sedang mengisi pidato. Awalnya sih agak bête juga. Tapi setelah MC
memanggil pembicara selanjutnya, ternyata mereka adalah para da’I dari berbagai
Negara di dunia. Mereka berjuang menyebarkan islam dengan segala keterbatasan
yang mereka milliki.
Saya
sangat terkesan dengan perjuangan da’I dari Ghana. Sebuah Negara yang di huni
oleh orang-orang berkulit hitam, dengan iklim cukup panas. Membuat perjuangan
dakwah semakin berat. Ketika dia naik podium dan mulai mengIsahkan
perjuangannya. Terbesit dalam hati kecilku, ternyata perjuangan dakwah saya
tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka. Terlebih ketika ada seorang
da’I dari Negara Pakistan. Dia berdakwah di daerah pedalaman Pakistan yang sama
sekali belum mengenal islam. Ketika ia datang berhaji ke Saudi dan bertemu
dengan masyayikh di Saudi, dia sangat senang sekali, ia merasa tidak sendirian
dalam berdakwah. Maka ketika itu semangat dakwahnya kembali muncul dan
berkobar.
Setelah
acara sambutan dilanjutkan dengan menonton cuplikan perjuangan dakwah mereka.
Sungguh sangat mengharukan. Ketika keadaan, cuaca, dan sasaran dakwah sangat
tidak bersahabat. Mereka berjuang menggunakan segala kemampuan untuk
menyebarkarkan islam. Sampai saya teringat sepenggal ucapan mereka, ‘’kami
tidak berdakwah dengan lisan, tetapi kami berdakwah dengan hati.’’ Kata itu
bagaikan sebuah mata air di tengah padang gurun. Memberikan harapan dan
kekuatan bahwa keikhlasan sangat terpancar dalam setiap gerak mereka. Maka para
hadirin yang mengikuti cara tersebut tidak sedikit yang menangis ketika melihat
perjuangan dakwah mereka.
Malam
itu sangat luar biasa. Saya sempat termenung mellihat apa yang saya dapati.
Ketika kebutuhan dengan mudah di dapat. Ketika ketenangan menyelimuti setiap
saat. Ketika itu pula saya malu atas apa yang Allah anugrahkan kepada saya.
Sungguh bukan pekerjaan mudah dalam berdakwah. Sudah sangat banyak pengorbanan
mereka demi menegakan syariat islam. Satu hal yang membuat saya terkejut dalam
perjuangan dakwah mereka. Ternyata musuh utama mereka dalam berdakwah adalah
syiah. Ajaran yang berbasis di iran ini sangat meresahkan para pendakwah.
Karena jika syiah telah berkembang pesat. Maka mereka lambat laun akan membunuh
seluru umat islam yang tidak sepaham dengan mereka. Mereka menghalalkan darah
ahlu sunnah. Mereka menghalalkan kawin mut’ah. Sampai mereka menghalakan
berbohong demi tujuannya tercapai. Naudzubilah…
Sangat
banyak pelajaran yang saya ambil dari pertemuan semalam. Sebuah pertemuan yang
di dasari dengan hanya cari makan malam. Namun mendapatkan lebih dari sekedar
makan malam, yaitu islam perlu dibantu, di bela dan di perjuangkan….Allahu
Akbar !!!!
0 komentar:
Posting Komentar